Ada yang sudah pernah berkunjung ke Pasar Papringan Ngadiprono? Hari minggu kemaren saya baru aja dari sana. Akhirnya kesampaian juga mampir ke Pasar Papringan ini setelah lewat sekian purnama. Lokasi Pasar Papringan ada di Dusun Ngadiprono, Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Pasar ini berhasil mencuri perhatian banyak orang. Tiap kali buka, Pasar Papringan selalu ramai. Nggak cuma oleh warga dari Temanggung, tapi juga dari daerah dan negara lain.
Memang ada apa sih di Pasar Papringan? Semenarik apa sampai membuat banyak orang penasaran pengen datang? Malahan katanya, setelah dari sana, juga jadi ketagihan buat balik (termasuk saya, hehehe…). Mau tau rahasianya? Ini nih 7 hal unik dan menarik di Pasar Papringan yang dijamin bakal bikin pengunjungnya jatuh cinta.

1. Lokasi Pasar Papringan di Tengah Hutan Bambu
Haioo, ada yang tau nggak arti dari nama Pasar Papringan? Yuhuuu, kata ‘papringan’ diambil dari bahasa Jawa ‘pring’ yang artinya bambu. Papringan itu sendiri memiliki arti sekumpulan pohon pring di lahan yang luas dengan jumlah yang nggak terhitung. Jadi sesuai namanya, Pasar Papringan memang berada di tengah hutan bambu. Hutan bambu yang menjadi lokasi pasar ini dulunya adalah tempat yang kumuh dan merupakan tempat pembuangan sampah warga. Setelah dibersihkan dan dikelola dengan baik, tempatnya jadi lebih nyaman loh.
Kalau mau berkunjung ke Pasar Papringan, kalian wajib cek dulu jadwalnya. Pasar ini nggak buka setiap hari, tapi cuma aktif di hari Minggu Pon dan Minggu Wage menurut kalender Jawa. Pasarnya buka mulai jam 06.00 pagi sampai jam 12.00 siang. Kadang pasarnya bisa tutup lebih awal kalau pengunjungnya ramai bingit. Makanya, usahakan jangan sampai kesiangan ya guys. Kecuali pengen merasakan sedihnya kehabisnya makanan di sana, dududu~~~
2. Alat Pembayarannya Dari Kepingan Bambu

Di Pasar Papringan, kita nggak bisa langsung belanja menggunakan mata uang rupiah. Loh terus gimana?? Pengelola menyediakan mata uang berupa kepingan pring (bambu). Satu keping pring nilainya sama dengan Rp 2.000,00.
Untuk penukaran mata uang rupiah ke kepingan pring bisa dilakukan di pos penukaran uang yang berada di bagian depan. Pastikan menukar secukupnya aja, soalnya kepingan pring yang bersisa nggak bisa dirupiahkan lagi. Kalian cuma bisa menyimpannya untuk dipakai belanja pas kunjungan berikutnya.
Tapiiii, nggak usah khawatir bakal kelebihan atau kekurangan menukar kepingan pring. Di bagian depan disediakan keterangan kisaran harga makanan, minuman, dan barang yang dijual di Pasar Papringan. Nanti kalian bisa mengira-ngira tuh seberapa banyak kepingan pring yang mau ditukarkan sebagai bekal belanja.
3. Surga di Depan Mata! Banyak Kuliner Tradisional dan Hasil Bumi yang Segar
Ayo ngacung yang doyan kulineran! Yang hobi kulineran, dijamin puas deh berburu macam-macam kuliner di Pasar Papringan. Istimewanya, kuliner yang ada di pasar ini rata-rata adalah kuliner tradisional loh. Pilihannya, ada makanan berat seperti pecel, gudeg, bubur ayam kampung, sego gono, pepes, gono jagung, lesah, dll.

Jajanan pasarnya juga komplit plit plittt. Mulai dari cenil, tiwul, lopis, gethuk, klepon, gemblong klomot, dan masih banyak lagi. Ya ampun, beneran bikin saya kalap pengen beli semuanya, hukz..

Naaa, untuk minumannya, ada wedang pring, wedang ronde, susu kedelai, sop buah, es jeruk, susu jahe daun sereh, sampai kopi. Pilih aja sesuai selera. Eh tapi untuk menu Wedang Pring wajib coba loh guys.
Wedang Pring ini menu minuman paling spesial di Pasar Papringan. Dibuat dari air rebusan daun pring apus yang dicampur dengan cengkeh, kayu manis, alang-alang, dan madu. Rasanya enak dan segar. Khasiatnya juga baik untuk kesehatan. Cobain deh pas kalian ke Pasar Papringan.

Nggak cuma makanan, di Pasar Papringan ini kita juga bisa menemukan hasil bumi yang masih segar banget. Hasil dari kebun penduduk setempat loh. Ada aneka jenis sayuran, pisang, ubi, cabai, singkong, dan lain-lain. Harganya juga lumayan murah. Saya pun jadi tergoda beli tomat dan terong buat bekal isi kulkas, ahaiii…
4. Ada Arena Bermain Sampai Mainan Tradisional Berbahan Bambu dan Kayu

Naaa, kalau yang bawa anak-anak, pasti senang nih mampir ke bagian ini. Ada arena bermain yang disediakan oleh pengelola. Di sana kita bisa menemukan mainan seperti dakon, egrang, ayunan, jungkitan, dan panjat-panjatan bambu. Permainan-permainan seperti ini sudah jarang banget ditemui. Kalah sama gadget dan game online 🙁
Ada juga mainan-mainan tradisional lain berbahan dasar bambu dan kayu yang bisa dibeli untuk dibawa pulang. Misalnya seperti mobil-mobilan, gasing, dan yoyo.
Oiyaaaaa….saya beli yoyo nya loh!! Bukan hey YOYO… eh, itu hey tayo ding, wkwkw… Ini yoyo yang itu loh, mainan tangan tradisional. Jadi ingat saat masa kecil yang sukanya main yoyo x.x

5. Hiburan Seni dan Budaya
Kita nggak bakalan bosan deh kalau berkunjung ke Pasar Papringan. Di sela-sela belanja dan wisata kuliner, kita bisa menyaksikan hiburan berupa pertunjukan seni dan budaya. Biasanya yang ditampilkan adalah tari-tarian tradisional dan gamelan. Asik kan..
6. Pengelola Memberdayaan Masyarakat Setempat
Hal lain yang bikin Pasar Papringan ini berkesan adalah dari segi pemberdayaan masyarakatnya. Saya salut dengan upaya pengelola untuk memberdayakan penduduk setempat. Kita tuh masih perlu banget belajar soal yang satu ini. Membuat atau mengembangkan tempat wisata nggak melulu cuma soal keuntungan atau sekedar membuat tempat yang menarik untuk sesaat aja kan.
Tantangan besar loh gimana caranya membangun dan mendesain sebuah tempat menjadi menarik tanpa perlu kehilangan identitasnya. Bahkan tanpa mengesampingkan kenyamanan dan keberlangsungan hidup penduduk setempat. Betul nggak?
Naaa… yang saya temui, mayoritas penjual di Pasar Papringan adalah penduduk dari Dusun Ngadiprono. Mereka nggak cuma sekedar jualan aja, tapi didampingi juga secara rutin supaya bisa menjaga dan meningkatkan kualitas produknya.
Selain itu, kalau kita perhatikan, ada banyak toilet tersedia untuk pengunjung yang memanfaatkan rumah penduduk. Yuhuu, betuls, penduduk yang lokasi rumahnya sangat dekat dengan hutan bambu, diajak dan diberdayakan untuk menyediakan fasilitas toilet. Upaya-upaya ini nih yang kemudian merangsang pertumbuhan ekonomi penduduk setempat.
7. Pengunjung Diajak Terlibat
Woghh, diajak terlibat apa nih? Hehehe… jangan kaget sahabat. Sepengamatan saya, pengunjung nggak cuma sekedar datang aja loh. Sadar atau nggak, kita juga diajak untuk terlibat dalam menjaga keberlangsungan lingkungan hutan bambu. Ini erat juga hubungannya dengan keberlangsungan hidup penduduk setempat tadi. Coba kalau hutan bambu yang berada dekat pemukiman warga ini rusak? Kira-kira gimana ke depannya hidup masyarakat setempat? Ya kan?
Beberapa larangan ditetapkan oleh pengelola supaya hutan bambu tetap lestari. Menariknya, larangan tersebut didukung juga dengan tersedianya sarana agar larangan tersebut bisa dipatuhi dengan mudah oleh pengunjung.
Contohnya nih, soal larangan membuang sampah sembarangan, didukung dengan ketersediaan tempat sampah di banyak titik. Lalu soal larangan merokok sembarangan di area pasar. Merokoknya cuma boleh di area khusus merokok. Pengelola menyediakan area khusus yang bahkan dilengkapi dengan tempat mematikan puntung rokoknya. Trus apalagi ya? Ohh, upaya mengurangi sampah plastik yang bisa merusak lingkungan. Pengunjung diajak untuk belanja menggunakan keranjang yang terbuat dari bambu. Tiap belanja, kita nggak bakal dikasih plastik sama penjualnya. Naroh belanjaannya ya di keranjang bambu itu. Keren ya idenya.
***
Akhirnya, setelah berkunjung ke Pasar Papringan dan melihat banyak hal tadi, saya jadi ngerti kenapa pasar ini selalu ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Saran saya, kalau pas di sana, luangkan waktu untuk duduk-duduk santai sambil mengamati banyak hal. Biar pas pulang, lebih banyak pelajaran dan cerita yang didapatkan. Oh iya, hati-hati, Pasar Papringan ini ada sensasi rasa tempo dulu, efek sampingnya bisa bikin ingatan melayang mengenang masa lalu. Jangan sampai baper ya kerabat :p
Pasar Papringan ini memang bikin kalap kulineran. Menunya menggoda, rasanya enak, makannya di tengah hutan bambu yang adem pula. Pengen balik lagi ke sana. Pan kapan bareng yok Kak Dev :p
Waah keren ini yang termasuk pasar genpi itu ya, pengen banget merasakan suasananya semoga suatu saat bisa mampir
pasar papringan ini masih eksis sampai sekarang, kalau di palembang pasar digitalnya sedang vakum hehe..
Mantap. Asyik banget kalau ditiap desa akan kegiatan kayak gini.
Selain sehat karena pilihan makanannya dari warga dan tanam sendiri, juga berpotensi jadi andalan wisata ini. Apalagi penjualnya pakai pakaian adat gitu.
Pasarnya di tengah hutan bambu. Mata uang yang digunakan dari bambu. Permainan tradisional juga banyak menggunakan batang bambu. Nah kalau ada makanan dari bambu seperti Rebung pasti tambah seru ya. Secara Aku paling senang makan umbut bambu yang disebut Rebung itu ????
Aku suka pasar model gini. Suka nemu yang unik-unik dengan harga terjangkau
he em mas, emang bagus banget dan selalu ditunggu-tunggu
Semoga pasar Papringan tetap langgeng ya. Secara konsep pasar model begini secara masif dilakukan copy paste di daerah lain tanpa riset yang panjang. Papringan dapat bertahan lama karena memang mereka sudah menemukan DNA masyarakat setempat seperti makanan dan kebudayaan nya.
Tanpa mengurangi rasa hormat, sebaiknya DisPar mengkaji dan riset dengan baik konsep pasar-pasar kagetan yang diberi nama “pasar digital” sehingga nggak seumur jagung.
Kapan ya bisa ke Papringan, dari dulu baca blognya melulu hihi
Dari tempat pembuangan sampah jadi tempat sebagus itu? Ini hebat banget sih.
Dan setuju banget harus dikasih tempat khusus merokok begitu. Kalau sembarangan bisa bahayaaa
wah keren ya pasarnya, masih tetap menjaga kearifan lokal dan melibatkan warga sekitar.
Udah lama mau kesana tapi belum kesampaian nih….
Unik ya pasar di Temanggung ini. Alat tukarnya pake kepingan bambu ya ampun. Biasanya di pasar-pasar lain pake kartu atau koin gitu. Lha ini pake bambu. Ramah lingkungan banget.
Ya ampun pasarnya masih tradisional banget, pengen ke sana deh. Makanannya juga tradisional semua, jajanan pasar, uangnya dari bambu bisa tuh disimpen kalau sisa buat kenang kenangan.
Unik
Menarik
Etnik
Sukaaaaa